Kebanyakan penderita adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan sebagian kecil diabetes mellitus tipe 1, diabetes gestasional dan diabetes karena sebab lain. "diabetes tergantung insulin" dan"diabetes tidak tergantung insulin" tidak dipakai lagi sebab dapat menyesatkan; diabetes tidak tergantung insulin pada stadium lanjut akan tergantung pada insulin juga.
Menurut penelitian pada saat seorang pasien didiagnosis diabetes mellitus maka sebenarnya proses sudah mulai kira-kira 9-11 tahun sebelumnya. Selain itu pada saat itu kebanyakan pasien menunjukkan jumlah sel β pancreas yang menghasilkan insulin sudah tinggal 50%. Oleh karena itu penting untuk dapat mendeteksi dini adanya diabetes mellitus atau stadium yang lebih ringan yaitu pra diabetes.
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan pengobatan diabetes melitus adalah kadar glukosa darah, HbA1c (hemoglobin glikat) dan yang terbaru albumin glikat. Untuk pemeriksaan penyaring (screening) terhadap diabetes melitus dapat dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, 2 jam postprandial (setelahmakan) atau sewaktu, atau kadar HbA1c. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan yang sama dimana apabila sudah ada gejala dan tanda klinis maka cukup 1x kelainan tetapi apabila tiada tanda klinis maka perlu sediktnya 2 x kelainan. Apabila hasilnya masih meragukan maka dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam setelah pembebanan dengan minum larutan 75 gram glukosa. .
HbA1c yang merupakan komponen utama dan terbanyak dari hemoglobin glikat menggambarkan kadar glukosa selama masa 2-3 bulan sebelumnya sesuai masa paruh eritrosit, dianjurkan untuk diperiksa setiap 3 bulan sekali pada diabetes melitus yang stabil. Pemeriksaan HbA1c telah dibakukan (standardisasi) dan diharmonisasi. Oleh karena itu selain untuk memantau pengobatan diabetes melitus, sekarang juga diajukan untuk penyaring dan diagnosis diebetes melitus. Akan tetapi hasil pemeriksaan kadar HbA1c dipengaruhi oleh perubahan eritrosit, dan Hb serta varian Hb sehingga pada keadaan-keadaan dengan kelainan tersebut hasilnya dapat salah. Parameter terbaru adalah albumin glikat (AG) yang menggambarkan kadar glukosa sesuai masa paruh albumin yang jauh lebih pendek daripada eritrosit. Dengan demikian dokter dapat memantau pengobatan dengan lebih cepat..Selain itu parameter AG jugamenunjukkan beberapa kelebihan dibandingkan HbA1c, misalnya lebih tepat mencerminkan kontrol glikemik, juga retinopati pada pasien DM tipe 2, dan perubahan glukosa postprandial serta penyebab semua mortalitas pada pasien hemodialisis.. Akan ketapi parameter ini juga dipengaruhi oleh perubahan kadar albumin sehingga harus dipertimbangkan bila ada perubahan kadar albumin yang nyata. .
Daftar pustaka
1. Canadian Diabetes Association Clinical Practice Guidelines Expert Committee. Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes, Prediabetes and Metabolic Syndrome. Can J Diabetes 2013; 37:S8-S11.
2. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes care 2012; 35, Supplement1:S64-S71.1
3. Consensus Committee. Consensus statement on the worldwide standardization of the hemoglobin A1C measurement: the American Diabetes Association, European Association for the Study of Diabetes, International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine, and the International Diabetes Federation. Diabetes Care 2007; 30: 2399-400.
4. Saisho Y.Glycated Albumin: A More Sensitive Predictor of Cardiovascular Disease than Glycated Hemoglobin? Int J Diabetol & Vasc Dis Res2013, I (6): 1-3
5. Morita et al. Glycated Albumin, Rather than Hba1c, Reflects Diabetic Retinopathy in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 2013,4:6
Prof. dr. Marzuki Suryaatmadja SpPK (K)